

2. Bentuk flowchart untuk 10 fungsi rawa lebak tungkaran, Martapura

3. Rabel fungsi serta penilaian lahan basah Tungkaran

1 = Sangat Jelek
10 = Sangat Baik
Akar teki atau Rumput palsu (batang segitiga) hidup sepanjang tahun dengan ketinggian mencapai 10 sampai 75 cm. Biasanya tanaman liar ini tumbuh di kebun, di ladang dan di tempat lain sampai pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Tanaman ini mudah dikenali karena bunga-bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Ciri khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun.
Kandungan Kimia akar teki mengandung alkaloid, glikosida jantung, flavonoid dan minyak menguap sebanyak 0,3-1% yang isinya bervariasi, tergantung daerah asal tumbuhnya. Akar yang berasal dari Jepang berisi cyperol, cyperene I & II, alfa-cyperone, cyperotundone dan cyperolone, sedangkan yang berasal dari China berisi patchoulenone dan cyperen
Kelompok teki-tekian ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), Udelan (Cyperus kyllinga), Scirpus moritimus Batang berbentuk segi tiga, bulat, dan tidak berongga. memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), Udelan (Cyperus kyllinga), Scirpus moritimus. Batang berbentuk segi tiga, bulat, dan tidak berongga. memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun dan titik tumbuh tersembunyi.
Sebenarnya, lokasi lahan rawa di Desa Tungkaran ini sangat luas. Namun sayangnya karena tidak terlalu banyak lahan yang dimanfaatkan warga, sebagian besar lahan ini terlantar. Itulah sebabnya, lahan rawa ini banyak sekali ditumbuhi oleh tanaman enceng gondok. Jika saja masyarakat lebih peduli akan lahan basah seperti rawa di Tungkaran ini contohnya, maka mereka akan mendapatkan keuntungan dari lahan rawa tersebut. Misalnya saja, dengan memanfaatkan tanaman enceng gondok yang tumbuh sangat banyak di daerah tersebut. Dari tanaman tersebut mereka dapat membuat suatu kerajinan tangan seperti souvenir atau karya-karya lain dari tanaman tersebut. Hal itu tentu akan menghasilkan keuntungan dan membuka lahan pekerjaan untuk warga.
Pada perkuliahan pertemuan ke 3 PLLB saya mendapatkan tugas untuk menjawab dan menjelaskan beberapa soal yang diberikan oleh dosen.
Pertama Menjelaskan yang dimaksud dengan contingent valuation method (CVM), hedonic pricing (HP), net factor income (NFI), dan the travel cost method (TCM) dan dari hasil pencarian informasi dari berbagai media saya mendapatkan jawaban bahwa,
- Contingent valuation method (CVM) adalah survey berbasis ekonomi teknik untuk valuation non-pasar, seperti pelestarian lingkungan atau dampak pencemaran juga satu teknik yang digunakan untuk mengukur aspek. Metode ini adalah metode yang digunakan secara luas untuk memperkirakan nilai komoditas yang tidak diperdagangkan. Metode ini juga merupakan mteode yang paling kontroversial dari metode penilaian non pasar. Metode CVM digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi untuk semua jenis ekosistem dan jasa lingkungan dan nilai komoditas yang diperdagangkan atau yang tidak.
- Hedonic pricing (HP) adalah sebuah metode untuk memperkirakan permintaan atau nilai, serta digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi ekosistem atau jasa lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar. Selain itu, juga dapat digunakan untuk memperkirakan keuntungan ekonomi atau biaya yang berkaitan dengan kualitas lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar., seperti polusi udara, air, atau kebisingan. Hal ini paling sering digunakan untuk variasi dalam harga perumahan yang mencerminkan nilai atribut lingkungan setempat.
- Net factor income (NFI) adalah sebuah metode yang merujuk kepada properti bersih aliran pendapatan dari dan ke bagian dunia (pembayaran pada pendapatan bersih) plus jaring aliran kompensasi karyawan (bersih pada penerimaan kompensasi).
- The travel cost method (TCM) adalah metode penilaian ekonomi yang digunakan dalam analisis biaya manfaat untuk menghitung nilai dari sesuatu yang tidak dapat diperoleh melalui harga pasar (yakni Taman Nasional, Pantai, dan Ekosistem) atau untuk memperkirakan nilai ekonomi yang terkait dengan menggunakan ekosistem atau situs yang digunakan untuk rekreasi. TCM sering digunakan untuk menilai nilai taman, danau, dan daerah-daerah yang serupa.
Kedua mencoba menjelaskan mengapa proses valuasi lahan basah ini harus dilakukan, menurut saya Proses valuasi lahan basah ini harus dilakukan karena lahan basah merupakan ekosistem yang produktif, mempunyai sejumlah fungsi dan manfaat yang bernilai bagi manusia. Bentang alam yang terbuka dan mempunyai bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan public sehingga menjadi semacam common property. Akan tetapi, lahan basah seringkali menjadi terlewatkan dan dianggap tidak bernilai dalam proses pengambilan keputusan dalam upaya pengelolaannya. Valuasi perlu dilakukan agar menjadi masukan neraca sumberdaya alam/lahan basah, sehingga dapat untuk meningkatkan upaya optimalisasi pemanfaatan lahan basah yang tidak akan berakibat buruk terhadap lahan basah.
Ketiga memberikan pendapat bagaimana cara melakukan valuasi lahan basah, mungkin karena saya kurang menguasai bahan ini oleh karena itu saya mengambil jawaban dari beberapa jawaban teman saya dan mendapatkan jawaban yaitu cara melakukan valuasi lahan basah yaitu dengan melakukan penilaian terhadap tipe, ukuran, fungsi, dan metode valuasi itu sendiri, serta sosio-ekonomik dan variable georeference dalam bentuk GDP per kapita, kepadatan populasi, koordinat posisi geografis dan berbagai variable yang menggambarkan lahan basah kajian sifat-sifat lahan basah yang dimaksudkan. Untuk melakukan valuasi lahan basah dapat dengan beberapa metode yaitu sebagai berikut :
- Market Price Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis untuk produk-produk dari ekosistem atau jasa/manfaat dari ekosistem tersebut yang diperjualbelikan di pasar-pasar komersial.
- Productivity Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis bagi produk-produk ekosistem atau jasa/manfaat dari ekosistem tersebut yang turut mendukung produksi barang-barang yang dijual secara komersial.
- Hedonic Pricing Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis dari ekosistem atau jasa/manfaat dari lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar beberapa barang. Metode ini paling banyak diaplikasikan dalam variasi harga tempat tinggal yang menggambarkan nilai dari atribut lingkungan setempat.
- Travel Cost Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis yang terkait dengan menggunakan ekosistem atau situs yang digunakan untuk rekreasi.
- Damage Cost Avoided, Replacement Cost, and Substitute Cost Methods
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis yang didasarkan atas biaya penghindaran dari bahaya yang diakibatkan oleh hilangnya jasa/manfaat dari suatu ekosistem, biaya untuk penggantian jasa/manfaat dari ekosistem, atau biaya untuk menyediakan penggantian jasa/manfaat dari ekosistem tersebut.
- Contingent Valuation Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis untuk segala macam ekosistem dan jasa-jasa lingkungan. Metode ini dapat digunakan untuk memperkirakan nilai komoditas yang diperdagangkan atau yang tidak, dan metode ini adalah metode yang digunakan secara luas untuk memperkirakan nilai komoditas yang tidak diperdagangkan. Metode ini juga merupakan mteode yang paling kontroversial dari metode penilaian non pasar.
- Contingent Choice Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis untuk berbagai ekosistem atau jasa/manfaat lingkungan secara virtual. Metode ini berdasarkan pertanyaan pada orang-orang untuk membuat penawaran antara menetapkan ekosistem atau jasa/manfaat lingkungan. Metode ini tidak langsung menanyakan keinginan’kerelaan untuk membayar.
- Benefit Transfer Method
Metode ini digunakan memperkirakan nilai ekonomis suatu ekosistem dengan cara mentransfer perkiraan adanya keuntungan dari pembelajaran yang telah diselesaikan bagi lokasi lain.
Dan yang terakhir kami disuruh memprediksikan perubahan yang mungkin terjadi akibat perubahan iklim global terhadap lahan basah, kalau masalah memprediksi, prediksi setiap orang pasti berbeda beda, walupun tujuannya sama. Dari soal tersebut yang dapat saya prediksikan adalah perubahan yang mungkin terjadi akibat perubahan iklim global terhadap lahan basah tentunya adalah manfaat lahan basah itu sediri, karena sebagian dari lahan basah bergantung langsung pada proses geofisiknya, seperti kemampuan retensi sendimen, daya tampung banjir dan kapasitas buffer badai, kondisi iklim, biologis dan fungsi sosio-kultural termasuk dampak perubahan iklim global dan stabilitasnya, kelestarian keragaman hayati yang merupakan ornamental keindahan alami.
Apabila iklim global berubah, akibatnya akan terasa secara langsung dan tidak langsung pada manfaatnya. Lahan basah itu sendiri secara berangsur juga akan berubah menjadi lahan basah yang berbeda baik secara bioligis, fisik ataupun unsur kimia yang ada didalamnya yang tak lain merupakan dampak dari perubahan iklim global. Akibatnya, lahan basah yang alami secara berangsur akan berubah menjadi lahan basah yang berbeda yang juga akan mendatangkan perbedaan manfaat beserta bahaya yang berbeda pula. Seperti timbulnya gejala El Nino yang mengakibatkan kekeringan. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan pada beberapa sungai dan rawa. Ancaman kekeringan akibat gejala El-Nino tentunya pula (kembali) menjadi faktor pendorong kebakaran hutan yang selama ini telah menghilangkan jutaan hektar lahan hutan. Selain itu, seiring dengan meningkatnya suhu bumi, maka es dikutub pun mulai mencair. Air laut yang merasuk hingga ke daratan dapat merusak keseimbangan ekosistem lahan basah. Ancaman terhadap naiknya permukaan air laut juga menjadi ancaman terhadap tenggelamnya pulau-pulau.