Kamis, 23 April 2009

Deskripsi Tungkaran

Desa Tungkaran terletak di kecamatan Martapura kabupaten Banjar, dengan titik koordinat S: 3' 37' 22,8" dan E: 114' 42' 09,2". Dimana di daerah tersebut terdapat ekosistem lahan basah yang berupa rawa, yang terbentuk dari cekungan yang besar dan sangat luas. Hal ini dilihat dari survey yang kami lakukan di desa tersebut. Ekosistem lahan basah bermanfaat sebagai penyedia air bersih (daerah tangkapan air), pelindung banjir dan badai, nutrien dan pencemar, penyeimbang kondisi iklim local antara lain curah hujan dan suhu udara, sumber makanan dan pendapatan (perikanan, produksi kayu dan hasil hutan non kayu, dan pertanian), lokasi pendidikan dan penelitian, sumber energi serta penunjang transportasi dan parawisata.
Eceng gondok menjadi vegetasi yang dominan di daerah lahan basah ini karena kemampuan adaptasi dan kemampuan pertumbuhan yang cepat. Eceng gondok dapat berfungsi untuk menjadi penyerap polutan yang bagus, sehingga air yang dihasilkan dari kolam khusus yang ditanami eceng gondok itu tidak mencemari lingkungan. Dari penelitian telah diketahui, tanaman berakar rimpang ini mampu menyerap nitrogen, fosfat dan zat organik. Bahkan juga bisa menyerap uranium dan mercirium, dua zat yang sangat berbahaya bila mencemari perairan. Sebagai bukti bahwa air yang disaring eceng gondok itu sudah sehat, bisa dilihat dari sekitar lahan perairan yang mulanya dipenuhi limbah, kini berkembang aneka satwa air seperti ikan, katak dan kepiting. Namun bukan berati tidak ada masalah sama sekali. Eceng gondok ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tumbuh bebas. Setiap dua bulan eceng gondok itu harus diremajakan. Karena kalau terlalu tua kemampuan menyerap polutan berkurang, sehingga kualitas air yang disaringnya pun menurun.
Lahan basah di Desa Tungkaran berpotensi untuk dialihfungsikan menjadi areal pertanian/persawahan bagi
masyarakat sekitar karena bisa menghasilkan pendapatan yang besar, hal ini bisa dilihat dengan banyaknya masyarakat sekitar yang menanam padi di sekitar areal lahan tersebut.
Teratai (Nymphaea sp) adalah tanaman air yang sangat diminati para pencinta tanaman hias karena sosoknya yang natural, eksotis dan dekoratif sehingga dapat menjadikan taman lebih semarak sekaligus menyejukkan pandangan. Teratai sering disebut Seroja atau Padma, di Eropa juga disebut Water Lily karena bunganya mirip bunga Lily. Selain berbunga cantik, ternyata tanaman ini juga sering digunakan sebagai bahan pangan dan obat. Hampir seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan. Dalam pengobatan tradisional Cina, daun teratai dipercaya dapat menurunkan panas, menyembuhkan sakit kepala dan diare. Caranya adalah dengan merebus 4-5 lembar daun teratai dengan air, lalu air rebusannya diminum. Abu daun teratai mengandung efek homeostatik, yaitu kemampuan untuk mengembalikan kondisi tubuh ke keadaan normal, dan dipercaya dapat menghentikan pendarahan pada paru-paru, hidung dan rahim. Selain daun, biji teratai juga bermanfaat untuk kesehatan jantung, limpa dan ginjal. Biji teratai biasa digunakan dalam membuat aneka kue, minuman atau bubur. Biji teratai juga mengandung efek astringen sehingga bermanfaat untuk mengobati diare dan juga mengandung efek sedatif sehingga berguna untuk mengatasi insomnia dan palpitasi (detak jantung cepat). Aroma bunga teratai yang harum banyak digunakan dalam pengobatan energi bunga (flower's Bach Remedies). Aroma teratai meningkatkan vitalitas dan mempunyai efek menenangkan. Sumber lain mengatakan, rebusan bunga teratai dapat digunakan sebagai pereda pendarahan dan menyembuhkan radang kulit bernanah. Selain daun dan biji, umbi teratai biasa diolah menjadi acar, tumisan, keripik dan dodol. Umbi teratai juga berkhasiat meredakan demam, tekanan darah tinggi dan wasir.

Padi (Oryza, sativa L)

Selain ditanam warga untuk kemudian dimanfaatkan dan dikonsumsi sebagai salah satu bahan pokok makanan sehari-hari, padi juga mempunyai beberapa manfaat dibidang farmasi yaitu:
Bagian yang digunakan adalah Selaput biji, biji dan tangkai buah. Selaput biji berkhasiat untuk mengatasi; lambung dan limpa lemah, beri-beri, pegal; Tangkai berfungsi untuk mengatasi rambut kotor dan keguguran; Biji beras berkhasiat untuk mengatasi demam, diare, gondongan.

Akar teki atau Rumput palsu (batang segitiga) hidup sepanjang tahun dengan ketinggian mencapai 10 sampai 75 cm. Biasanya tanaman liar ini tumbuh di kebun, di ladang dan di tempat lain sampai pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Tanaman ini mudah dikenali karena bunga-bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Ciri khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun.

Kandungan Kimia akar teki mengandung alkaloid, glikosida jantung, flavonoid dan minyak menguap sebanyak 0,3-1% yang isinya bervariasi, tergantung daerah asal tumbuhnya. Akar yang berasal dari Jepang berisi cyperol, cyperene I & II, alfa-cyperone, cyperotundone dan cyperolone, sedangkan yang berasal dari China berisi patchoulenone dan cyperen

Kelompok teki-tekian ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), Udelan (Cyperus kyllinga), Scirpus moritimus Batang berbentuk segi tiga, bulat, dan tidak berongga. memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), Udelan (Cyperus kyllinga), Scirpus moritimus. Batang berbentuk segi tiga, bulat, dan tidak berongga. memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun dan titik tumbuh tersembunyi.

Sebenarnya, lokasi lahan rawa di Desa Tungkaran ini sangat luas. Namun sayangnya karena tidak terlalu banyak lahan yang dimanfaatkan warga, sebagian besar lahan ini terlantar. Itulah sebabnya, lahan rawa ini banyak sekali ditumbuhi oleh tanaman enceng gondok. Jika saja masyarakat lebih peduli akan lahan basah seperti rawa di Tungkaran ini contohnya, maka mereka akan mendapatkan keuntungan dari lahan rawa tersebut. Misalnya saja, dengan memanfaatkan tanaman enceng gondok yang tumbuh sangat banyak di daerah tersebut. Dari tanaman tersebut mereka dapat membuat suatu kerajinan tangan seperti souvenir atau karya-karya lain dari tanaman tersebut. Hal itu tentu akan menghasilkan keuntungan dan membuka lahan pekerjaan untuk warga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar